Ozil Pensiun karena Isu Rasis dan Diskriminasi

Ozil Pensiun karena Isu Rasis dan Diskriminasi - Setelah 92 kali tampil untuk Jerman dengan torehan 23 gol, Mesut Ozil memutuskan pensiun dari timnas Jerman. Pemain berusia 29 tahun tersebut tidak akan mengenakan seragam Die Manschaftselama masih menerima perlakuan rasis dan diskriminasi.

Sebelum menjalani Piala Dunia 2018 di Rusia, Ozil sadar pada satu hal. Bila Jerman berprestasi ia akan dianggap sebagai warga Jerman. Namun, bila yang terjadi sebaliknya, dia akan dianggap sebagai imigran Turki dengan segala asumsi negatif di belakangnya.


Hasilnya, kondisi kedua yang menjadi kenyataan. Jerman tak lolos dari fase grup Piala Dunia meski berstatus juara bertahan. Dan Ozil pun merasa disorot sejumlah pihak, termasuk media, meski masalahnya bukan soal sepak bola, melainkan soal nasionalisme.

"Mereka (media) tidak mengkritik penampilan saya. Mereka tidak mengkritik penampilan tim. Mereka hanya mengkritik bahwa saya keturunan Turki," ucap gelandang milik klub Arsenal tersebut dalam akun Twitter-nya.

Perlakuan yang Ozil terima itu tak lepas dari kejadian di London, Inggris, sekitar Mei lalu. Kala itu, dia berfoto bersama Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam sebuah acara amal.

Lantas, foto tersebut dirilis oleh partai berkuasa di Turki, Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) yang dipimpin Erdogan menjelang pemilihan presiden. Dan kebetulan Erdogan memenangi pemilu tersebut.

Bagi Ozil, foto bersama Erdogan itu adalah sebuah kejadian biasa. Pembicaraan dalam pertemuan tersebut juga bukan soal politik, melainkan hal yang tak jauh dari lapangan hijau. Termasuk soal masa muda Erdogan yang doyan bermain bola.

"Ibu tak ingin saya kehilangan sisi keturunan, warisan, dan tradisi keluarga. Bagi saya, berfoto bersama Presiden Erdogan bukan tentang politik atau pemilihan presiden. Itu tentang saya menghormati kepala negara tempat asal keluarga saya," kata Ozil.

Sayangnya, sebagian masyarakat Jerman, tidak berpikir demikian. Termasuk DFB, federasi sepak bola Jerman.

Pasca-momen Mei itu, Ozil memang menjadi bulan-bulanan media setempat. Namun, dalam periode tersebut, menurut Ozil, DFB tak membantunya sama sekali. Bahkan, acara promosi timnas Jerman untuk Piala Dunia 2018 yang melibatkannya, menurut Ozil, dibatalkan.

Niat dia memotong masa liburnya setelah musim kompetisi Liga Primer Inggris berakhir juga tak banyak membantu.

"Saat bertemu dengan Grindel (Reinhard Grindel/Presiden DFB) untuk menjelaskan keturunan saya dan alasan foto tersebut, tapi dia jauh lebih tertarik dengan pandangan politiknya serta meremehkan pendapat saya," kata Ozil.

"Sebagian orang menggunakan foto tersebut sebagai kesempatan untuk mengekspresikan sikap rasial yang selama ini tersembunyi."
Pada cuitannya yang terdiri dari tiga bagian dengan empat halaman itu, Ozil memang memuntahkan semua unek-unek-nya. Ozil merasa heran mengapa ia masih menerima perlakuan diskriminasi setelah semua hal yang ia lakukan.

"Saya menerima Bambi Award pada 2010 sebagai contoh suksesnya integrasi masyarakat Jerman. Saya menerima Silver Laurel Leaf 2014 dari Republik Federal Jerman. Saya menjadi duta timnas Jerman pada 2015. Apakah saya bukan orang Jerman?" katanya.

"Teman saya Miroslav Klose dan Lukas Podolski tidak pernah disebut Jerman-Polandia. Kenapa saya disebut Jerman-Turki? Apakah karena saya keturunan Turki? Apakah karena saya muslim?"

Kini, setelah 92 kali tampil untuk Jerman dengan torehan 23 gol, Ozil memutuskan pensiun dari timnas Jerman. Menurut pemain berusia 29 tahun tersebut, ia tidak akan mengenakan seragam Die Manschaft selama masih menerima perlakuan rasis dan diskriminasi.

"Ini adalah keputusan yang benar-benar sulit, karena saya telah memberikan yang terbaik bagi teman setim, tim pelatih, dan masyarakat Jerman yang baik," ucap Ozil pada akhir pernyataannya.

Grindel memang menjadi salah satu sasaran muntah unek-unek Ozil. Sebenarnya, dia adalah orang di belakang pelatih Joachim Low atas keputusannya memilih Ozil untuk dibawa ke Rusia.

Sayangnya, sikap tersebut kemudian berubah lagi seiring dengan buruknya prestasi Jerman di Piala Dunia. Setelah itu, Grindel menyerang Ozil kembali dengan meminta jawaban atas foto bersama Erdogan tadi.

"Banyak suporter yang kecewa karena mereka menanyakan kepada Ozil dan berharap dia menjawab," kata Grindel kepada majalah Kicker awal bulan ini (h/t Goal).

Dengan perlakuan tersebut, menurut editor DW, Matt Pearson, wajar Ozil kesal. Pasalnya, menurut Pearson, perlakuan sejumlah pihak kepada Ozil tidak layak.

Dia juga mempertanyakan motif Grindel yang selalu menanyakan soal foto tersebut kepada Ozil. Grindel memang sosok kontroversial. Saat menjabat sebagai anggota parlemen, ia mengatakan bahwa multikulturalisme adalah hanya mitos dan kebohongan sepanjang masa.

"Ozil mungkin memang seharusnya menangani kasus foto yang menghebohkan itu dengan lebih baik. Namun dia adalah seorang pemain sepak bola, bukan diplomat," kata Pearson.

"DFB seharusnya bisa mengatasi hal itu. Bahwa mereka tidak melakukan itu, sulit membantah asumsi Ozil, bahwa seorang pemain muslim asal Turki di timnas Jerman lebih mudah diserang daripada pemain lain dalam posisinya."

Artikel sumber

wdcfawqafwef